Mengenal AU PAIRS

Apa itu au pairs?
Program au pairs adalah program pertukaran budaya yang bertujuan agar pesertanya dapat melihat dan secara langsung mempelajari kehidupan di negara lain, termasuk mempelajari budaya dan bahasa setempat. Program aupairs bukan merupakan program kerja dan para aupairs bukan merupakan pekerja.

Au pairs adalah seseorang yang berusia antara 18 dan 26 tahun yang ingin mengenal kehidupan keluarga dalam budaya yang berbeda. Aupairs berada dibawah peraturan pertukaran budaya dan harus tinggal di rumah yang sama dengan keluarga host mereka. Disebut dalam national guidelines for au pairs organization, kerja au pairs adalah kerja rumah tangga ringan, selama 8 jam sehari atau 30 jam/minggu, serta 2 hari libur setiap minggunya. Kerja au pairs bermacam-macam, diantaranya menyediakan makanan bagi anak, menghantar ke dan menjemput anak dari sekolah, membersihkan rumah serta mencuci baju anak dan menjaga/bermain bersama anak. Au pairs mendapatkan uang saku sebesar 300-400 ueuro, kamar dan makan dari tuan rumah, asuransi kesehatan dan tanggungjawab asuransi.

Au pairs bisa mendapatkan ijin tinggal selama maksimum satu tahun. Ijin tersebut tidak dapat diperpanjang. Dalam waktu 4 minggu setelah masa satu tahun itu berakhir, au pairs harus meninggalkan Belanda. Au pairs tidak memiliki kontrak kerja. Oleh karenanya, mereka tidak memiliki hak yang sama seperti pekerja ruamh tangga. 

Keluhan dari au pairs (meldpunt au pairs)
Resiko yang dapat ditemui di lapangan biasanya para au pairs mendaftarkan diri melalui agen au pairs. Para agen ini tak memiliki garansi akan bertindak sesuai kepentingan au pairs. Kepentingan mereka adalah menjual 'pekerjaan'kepada au pairs dan menjual au pairs pada host family, bahkan terkadang mempromosikan waktu kerja yang lebih lama pada host family. Hal ini menyebabkan ekspetasi yang berbeda antar au pairs dan host family sehingga membuat au pairs pada posisi lemah.

Agen-agen au pairs pun belum diatur dalam undang-undang Indonesia, maka biaya penempatan dapat berbeda-beda dan ditetapkan oleh agen sendiri, berdasarkan kesepakatan dengan agen di negara penempatan. Pendaftaran melalui agen yang tak memiliki ijin dapat menyebabkan au pairs rentan eksploitasi dan kekerasan.

Beberapa host family pun menerapkan aturan-aturan yang terkadang mengeksploitasi au pairs, seperti tidak boleh keluar rumah saat kerja, kerja yang melebihi jam yang disepakati, pekerjaan yang berat diluar kontrak. Orang Indonesia dikenal rendah hati dan ramah. Begitu pula au pairs Indonesia. Sakin baiknya hingga tidak bisa mengeluh kepada Host familiy. Bila diminta melakukan ini itu biasanya menerima dan tetap dilakukan. Sisi baiknya memang menyenangkan host family, tetapi sisi buruknya au pairs bisa dianggap sebagai PRT dan dibayar dengan uang saku yang lebih rendah dari gaji PRT. ini sering dialami oleh au pairs Indonesia.

Au pairs tinggal bersama host family. Hal inipun menyebabkan au pairs mudah tereksploitasi, dalam hal kerja, mengalami kekerasan, pelecehan seksual maupun menjadi korban perdagangan manusia. Ijin tinggal au pairs tergantung pada host family, maka terkadang au pairs tidak punya pilihan lain kecuali menuruti host family. Ijin tinggal au pairs bukan merupakan ijin kerja, sehingga mereka tidak dapat mencari kerja bila lari dari host family yang menampungnya. Banyak au pairs lairi dari host family karena mengalami eksploitasi dan pelecehan. Mereka berakhir sebagai PRT tanpa dokumen. Ini terjadi karena au pairs sering tidak sadar bahwa mereka dapat pindah host family, meminta host family lain pada agen. dan paspor mereka ditahan oleh host family. Ini juga tidak benar karena tak seorangpun berhak menahan paspor orang lain.

Program au pairs ditujukan bagi para sarjana. Dan memeng banyak sarjana tertarik pada program au pairs ini. Maklum, program ini cukup baik untuk belajar budaya dan bahasa, hanya maslahnya bisa terjadi brain waste, karena para sarjana akhirnya hanya menjadi PRT dan bukannya belajar budaya dan bahasa. Padahal dalam pengalaman sebagai aupairs, para sarjana dapat mencari kesempatan studi lanjut setelah program au pairs selesai. Selain itu banyak pula yang menikah, tidak sedikit au pairs ketemu jodoh di  luar negeri. 

Saran dan masukan
Resiko muncul ketika di lapangan ada beda informasi dengan yang diberi agen. Biasanya para agen memberi informasi yang indah-indah, tanpa memberitahu resiko dan kenyataan yang ada.
  1. Para au pairs tidak tahu bahwa mereka bisa langsung mencari host family tanpa melalui agen. Caranya adalah mendaftarkan diri pada pelbagai situs web au pairs.
  2. Bila calon au pairs ingin mendaftarkan melalui agen, pilihlan agen yang benar-benar dapat dipercaya. Au pairs daftar mendaftar pada agen di Indonesia atau langsung pada agen di negara penempatan. Dan calon au pairs harus mengerti peran agen; ada agen yang hanya menempatkan saja, memproses dokumen, tetapi tak bertanggungjawab pada host family bila terjadi masalah.
  3. Maka dari itu au pairs harus mengerti hak dan kewajiban au pairs, hak dan kewajiban host family serta hak dan kewajiban agen pengirim au pairs.
  4. Au pairs harus mempersiapkan diri dengan informasi sebanyak mungkin sebelum berangkat dan mempelajari kontrak dan suransi, mengeceknya apakah kontrak sesuai dengan aturan yang ada.
  5. Memiliki kontrak organisasi yang dapat segera memberikan perlindungan, misalnya di Belanda IMWU NL atau juga bisa menghubungi KBRI dan/atau IND (Kantor Imigrasi Belanda. 
Catatan : IMWU NL bukan agen yang menyalurkan tenaga kerja.
DIKUTIP DARI BUKU SAKU PEKERJA DOMESTIK DI BELANDA (2014)
Tim penyusun   : Ajeng I bunga, Muhafidah Janariyah,Yasmin Soraya
Editor bahasa     : Joss Wibisono
Foto   :Pixabay.com

Artikel terkait:
Kampanye pekerja domestik di Belanda
Eksploitasi dan perdagangan manusia
Cara bekerja schoonmaken di Belanda
Bagian 1 : pekerja domestik





Comments

  1. Informasi berita yg berharga terima kasih

    ReplyDelete
    Replies
    1. Besar harapan kami agar informasi ini dapat bermanfaat.

      Delete

Post a Comment